MASYA ALLAH....!!! Musibah Rohingnya Adalah Musibah Kaum Muslimin
KIBLAT.NET – Belakangan ini, kaum muslimin sedang mengalami banyak ujian. Tidak hanya kita yang tinggal di Indonesia yang merasakannya, akan tetapi ujian tersebut juga dirasakan oleh saudara muslim kita di negara lain. Jika umat Islam di negara ini mendapat ujian berupa penistaan Alquran oleh pejabat negara yang hingga saat ini lambat proses hukumnya, maka saudara kita, umat Islam di belahan bumi lain juga mendapat hal yang sama meski jenis ujiannya berbeda.
Sebagaimana yang kita ketahui, umat Islam di Rohingya hari ini berada dalam penganiayaan. Pasukan di bawah komando biksu Ashin Wirathu memasuki perkampungan muslim, menembak membabi buta hingga menimbulkan ketakutan yang luar biasa.
Umat Islam berlarian keluar dari desa mereka. Setelah para lelakinya lari menyelamatkan diri, mereka melakukan perbuatan keji kepada para wanita dan anak-anak yang tidak bisa berbuat apa-apa. Rumah-rumah dibakar, jika kita hendak menghitung, maka lebih dari 820 bangunan rumah sudah rata dengan tanah. Mereka tidak hanya menyerang dari darat, mereka juga menggunakan helikopter untuk membungi-hanguskan desa-desa kaum muslimin.
Tentu hal ini bukan pemandangan yang indah untuk kita nikmati. Urusan kaum muslimin tidak cukup hanya dengan melihatnya, akan tetapi lebih dari sekedar itu. Urusan kaum muslimin adalah perkara yang besar. Kita tidak bisa bersikap diam dan membuang perhatian dari derita mereka. Sebab musibah mereka sejatinya adalah musibah kita juga.
Allah SWT berfirman :
Rasulullah SAW pun pernah bersabda ketika mengibaratkan hubungan orang beriman dengan saudaranya :
Artinya,“Orang-orang beriman ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh menderita sakit, maka seluruh anggota tubuh akan ikut merasakan ketidak-nyamanan dan demam.”(HR Muslim)
Orang-orang yang menjadi korban tindak kezaliman di Rohingya adalah orang-orang yang lisannya mengucapkan kalimat tauhid sebagaimana kalimat tauhid yang kita ucapkan. Sebuah kalimat yang mempersatukan antara para pengucapkannya di Barat dan Timur.
Kalimat yang menghapus perbedaan antara kulit putih dan kulit hitam, serta menjadikan seluruh manusia yang mengucapkannya di muka bumi ini memiliki ikatan persaudaraan. Persaudaraan yang saking eratnya, Rasulullah mengibaratkannya seperti satu tubuh.
Jika muslim di tempat lain ditimpa musibah, maka seharusnya seorang muslim turut merasakan apa yang mereka rasakan. Tidak mungkin ketika ada satu anggota tubuh yang terluka kemudian anggota tubuh lainnya tidak merasakan. Begitulah kita dengan umat Islam di seluruh dunia. Bukan muslim yang baik manakala di tempat lain saudaranya dianiaya sedang ia tidak turut bersedih dan memilih tidak peduli.
Rasulullah bersabda :
Mereka ditangkapi, sebagiannya lagi ditembak mati, sedangkan ratusan rumah mereka diratakan dengan tanah. Muslimah-muslimah dijarah kehormatannya dan harta bendanya. Pernahkah terlintas di pikiran kita bahwa mereka yang dianaya sedimikian rupa itu adalah saudara-saudara kita?
Mari kita tunjukkan kepedulian kita kepada kaum muslimin Rohingya, juga kaum muslimin di mana pun mereka berada. Ini akan menjadi hujjah yang kelak pasti Allah tanyakan di akhirat tentang bagaimana kepedulian kita terhadap saudara seiman kita ketika di dunia.
Setidaknya, perbuatan paling minimal yang bisa kita berikan kepada saudara-saudara kita adalah doa. Meminta kepada Allah agar menolong mereka yang saat ini sedang dizalimi. Memberi mereka ketabahan dan kesabaran serta kekuatan untuk menghadapinya. Kita meminta kepada Allah, Dzat yang sangat dekat dengan kita, Allah SWt berfirman :
Selain berdoa, yang bisa kita berikan untuk saudara kita adalah berinfak untuk mereka. Satu langkah lebih maju dari hal pertama. Sudah sangat jelas ketika ujian semacam itu menimpa kaum muslimin, mereka akan membutuhkan uluran tangan kita. Mereka butuh makanan di tengah derita yang dialami, butuh obat-obatan untuk mereka yang sakit dan terluka. Dan alangkah mulianya seandainya di antara yang mampu memberi infak dari kaum muslimin itu adalah kita.
Tidak ada yang kecil di sisi Allah meski mungkin, manusia menilainya kecil. Apalagi amalan tersebut untuk membantu saudara-saudara kita sesama muslim. Jika di daerah kita ada yang mengajak berdonasi untuk saudara-saudara di Rohingya, yakinkanlah pada diri kita jika di kotak donasi tersebut ada janji pahala dari Allah. Hanya kepada Allah-lah kita tujukan amalan kita, dan hanya kepada-Nya kita berharap balasan yang baik. Wallahu a’lamu bisshowab
Sebagaimana yang kita ketahui, umat Islam di Rohingya hari ini berada dalam penganiayaan. Pasukan di bawah komando biksu Ashin Wirathu memasuki perkampungan muslim, menembak membabi buta hingga menimbulkan ketakutan yang luar biasa.
Umat Islam berlarian keluar dari desa mereka. Setelah para lelakinya lari menyelamatkan diri, mereka melakukan perbuatan keji kepada para wanita dan anak-anak yang tidak bisa berbuat apa-apa. Rumah-rumah dibakar, jika kita hendak menghitung, maka lebih dari 820 bangunan rumah sudah rata dengan tanah. Mereka tidak hanya menyerang dari darat, mereka juga menggunakan helikopter untuk membungi-hanguskan desa-desa kaum muslimin.
Tentu hal ini bukan pemandangan yang indah untuk kita nikmati. Urusan kaum muslimin tidak cukup hanya dengan melihatnya, akan tetapi lebih dari sekedar itu. Urusan kaum muslimin adalah perkara yang besar. Kita tidak bisa bersikap diam dan membuang perhatian dari derita mereka. Sebab musibah mereka sejatinya adalah musibah kita juga.
Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Artinya,“Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara…” (QS Al Hujurat : 10)
Persaudaraan Islam dibangun atas keimanan mereka kepada Allah. Persaudaraan yang pada hakikatnya lebih kuat dari pada persaudaraan nasab. Persaudaraan nasab bisa terputus dengan perbedaan iman, sedangkan persaudaraan iman tidak akan putus meski seseorang dengan lainnya tidak senasab.Rasulullah SAW pun pernah bersabda ketika mengibaratkan hubungan orang beriman dengan saudaranya :
Artinya,“Orang-orang beriman ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh menderita sakit, maka seluruh anggota tubuh akan ikut merasakan ketidak-nyamanan dan demam.”(HR Muslim)
Orang-orang yang menjadi korban tindak kezaliman di Rohingya adalah orang-orang yang lisannya mengucapkan kalimat tauhid sebagaimana kalimat tauhid yang kita ucapkan. Sebuah kalimat yang mempersatukan antara para pengucapkannya di Barat dan Timur.
Kalimat yang menghapus perbedaan antara kulit putih dan kulit hitam, serta menjadikan seluruh manusia yang mengucapkannya di muka bumi ini memiliki ikatan persaudaraan. Persaudaraan yang saking eratnya, Rasulullah mengibaratkannya seperti satu tubuh.
Jika muslim di tempat lain ditimpa musibah, maka seharusnya seorang muslim turut merasakan apa yang mereka rasakan. Tidak mungkin ketika ada satu anggota tubuh yang terluka kemudian anggota tubuh lainnya tidak merasakan. Begitulah kita dengan umat Islam di seluruh dunia. Bukan muslim yang baik manakala di tempat lain saudaranya dianiaya sedang ia tidak turut bersedih dan memilih tidak peduli.
Rasulullah bersabda :
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
Artinya : “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga mencintai untuk saudaranya sama sebagaimana yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang beriman adalah bersaudara. Konsekuensi dari persaudaraan itu adalah mencintai sesuatu yang dicintai oleh saudaranya dan juga akan bersedih dengan sesuatu yang membuat saudaranya bersedih. Saudara-saudara kita di Rohingnya hari ini bersedih, keluarga mereka ada yang dibakar, ditembak, dan diusir, maka mari kita tanyakan pada diri kita, apakah kita juga merasakan kesedihan yang sama sebagaimana mereka rasakan?Mereka ditangkapi, sebagiannya lagi ditembak mati, sedangkan ratusan rumah mereka diratakan dengan tanah. Muslimah-muslimah dijarah kehormatannya dan harta bendanya. Pernahkah terlintas di pikiran kita bahwa mereka yang dianaya sedimikian rupa itu adalah saudara-saudara kita?
Mari kita tunjukkan kepedulian kita kepada kaum muslimin Rohingya, juga kaum muslimin di mana pun mereka berada. Ini akan menjadi hujjah yang kelak pasti Allah tanyakan di akhirat tentang bagaimana kepedulian kita terhadap saudara seiman kita ketika di dunia.
Setidaknya, perbuatan paling minimal yang bisa kita berikan kepada saudara-saudara kita adalah doa. Meminta kepada Allah agar menolong mereka yang saat ini sedang dizalimi. Memberi mereka ketabahan dan kesabaran serta kekuatan untuk menghadapinya. Kita meminta kepada Allah, Dzat yang sangat dekat dengan kita, Allah SWt berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang-Ku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Karena ketika seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya, hakikatnya ia sedang meminta kebaikan kepada Allah untuk dirinya sendiri. Mengharap agar Allah membinasakan musuh-musuh kaum muslimin di manapun mereka berada. Meminta kepada Allah agar kaum muslimin diberi keteguhan di atas ujian yang sedang dihadapi, agar kita mendapat hal yang serupa. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, niscaya Malaikat berkata, ‘Amin! Dan bagimu sebagaimana yang kamu minta untuk saudaramu.’”Selain berdoa, yang bisa kita berikan untuk saudara kita adalah berinfak untuk mereka. Satu langkah lebih maju dari hal pertama. Sudah sangat jelas ketika ujian semacam itu menimpa kaum muslimin, mereka akan membutuhkan uluran tangan kita. Mereka butuh makanan di tengah derita yang dialami, butuh obat-obatan untuk mereka yang sakit dan terluka. Dan alangkah mulianya seandainya di antara yang mampu memberi infak dari kaum muslimin itu adalah kita.
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya : “Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan seorang hamba selama amalan tersebut dilakukan ikhlas untuk mencari ridha-Nya. Untuk membantu, banyak dari kaum muslimin yang mungkin berfikir akan jumlah nominalnya, merasa hanya sedikit yang bisa dia berikan sehingga mengurungkan niat tersebut.Tidak ada yang kecil di sisi Allah meski mungkin, manusia menilainya kecil. Apalagi amalan tersebut untuk membantu saudara-saudara kita sesama muslim. Jika di daerah kita ada yang mengajak berdonasi untuk saudara-saudara di Rohingya, yakinkanlah pada diri kita jika di kotak donasi tersebut ada janji pahala dari Allah. Hanya kepada Allah-lah kita tujukan amalan kita, dan hanya kepada-Nya kita berharap balasan yang baik. Wallahu a’lamu bisshowab
Penulis : Aim Muhaimin
Editor : Arju
loading...
MASYA ALLAH....!!! Musibah Rohingnya Adalah Musibah Kaum Muslimin
Reviewed by suka hati
on
11:23 pm
Rating: